Blog

Fakta Cerdas

Metode Belajar Efektif Ditengah Kesibukan

WhatsApp Image 2021-06-14 at 12.23.36

Metode Belajar Efektif Ditengah Kesibukan

Spread the love

“Suka gak suka, hidup itu sama dengaan game. Tapi tidak semua orang mau main game di hidup sendiri – SNA”

Halo, Peneliti Muda!

Pernah gak sih kamu dengar begini, bahwa setiap orang punya waktu  24 jam  untuk ngelakuin banyak hal, lalu setiap orang  adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah. Namun, banyak orang yang kemudian terus merasakan kurang terhadap waktu, fenomena inscure melihat pencapaian orang lain nih, salah satu dampaknya. Kalau bisa memilih  lebih baik kita menggunakan kekuatan membelah diri menjadi amoeba untuk menyeimbangkan semuanya menjadi sempurna atau kekuatan Jaka Tarub dengan legenda candinya. Overall, aku percaya banget bahwa gak ada yang sempurna tetapi yang ada mengurangi ketidaksempurnaan. 

Nah selama menjadi mentor, pertanyaan yang sering banget menghantui kaum akademisi +62 yaitu  gimana sih caranya bisa ngelakuin banyak hal tanpa keteteran dengan urusan akademik?. Kita juga sepertinya sepakat bahwa menjadi mahasiswa ataupun siswa, tugas utamanya ya belajar seperti petuah emak di rumah. Nah, kalau ada organisasi, kompetisi, rapat, acara keluarga, kumpul dengan teman, kerja sambilan dan deretan kesibukan lainnya harus tetap juga seimbang. Nah loh !

Kali ini, tulisan ini ingin mengajak kita bersama untuk menyelesaikan permasalahan yang mendarah daging nih yaitu gimana sih bisa belajar walaupun ditengah kesibukan. Setidaknya kita masih bisa lulus dengan nilai diatas 3 biar dapat bersaing didunia kerja.  Sobat SHI pernah dengar Illusion of competence? Suatu kondisi ketika kita merasa sudah mengusai hal yang sebenarnya tetapi belum tentu kita kuasai. Pernah gak sih udah belajar mati-matian taunya besoknya menguap apa yang telah dipelajarin.  Rasanya kesal sampai keubun-ubun tapi nilainya gak bisa berubah juga. Nah, itu salah satu contoh nyata illussion of competence.

Pada dasarnya pendidikan di Indonesia selalu dominan menggunakan otak kiri. Sampai ada nih istilah belajar-hafalkan-lupakan, ya seperti belajar hanya menunaikan sebuah kewajiban untuk menyelesaikan ulangan saat itu. Padahal proses belajar kalau bisa seperti asyiknya kita main game, gak mau berhenti kalau gak menang. Istilah ini lebih dikenal dengan life long learning. Kondisi yang mana ketika kamu belajar, karena  timbulnya rasa senang dan ingin tahu.

 Tapi itu merupakan hal yang wajar, karena memang otak kita tidak secanggih seperti komputer yang bisa merekam banyak hal. “You shouldn’t trust your brain to  much”,sederhananya gak semua informasi yang diterima otak kita masuk menjadi long term memory (ingatan jangka panjang). Banyak banget proses yang harus dilewatin sehingga tidak jarang apa yang kita pelajari hanya berakhir di short term memory (ingatan jangka pendek).  Gimana sih caranya biar paham gak sekedar paham? Yuk, coba kita bahas bersama!

  1. Teknik Active Recall

Gosip apa nih yang sedang hangat menjadi trending? Pasti kita bisa menyebutkan dengan lantang banget. Lalu kalo pertanyaannya diubah nih bahasa latin dari bawang merah apa yah? Hmm, membutuhkan wakt berpikir bukan? Nah, sebenarnya nih, dari gosip kita bisa belajar konsep active recall itu sudah ada dalam kehidupan kita. Kalau main Instagram lihat lambe turah, eh lihat gosip itu. Buka Youtube, eh lihat yang sama. Pas nongkrong dengan teman, pembahasannya gak jauh dari itu juga. Konsep active recall berarti mengingat secara aktif.

Professor Portland University, seorang psikologi kognitif  menyatakan secara rata-rata, kita akan melupakan 50% dari  informasi yang kita pelajari dalam satu jam dan dalam 24 jam, kita  bisa lupa 70% dari materi tersebut. Nah karena gosip biasanya diulang secara terus menerus jadinya bisa masuk dalam long term memory. Untuk mengaktifkan active recall bisa banget dengan cara mengulang secara berulang dengan waktu :

  • Saat selesai dipelajari
  • Sehari setelahnya
  • 3 hari setelahnya
  • Seminggu setelahnya
  • Setelah 3 bulan setelahnya

Ini akan membantu Sobat untuk menyicil bahan pembelajaran yang kian membludak. Jadi gak perlu khawatir saat kuis mendadak, gak ada cerita mata panda menebal saat  mendekati waktu ujian apalagi harus balapan antara kesehatan dengan sistem kebut semalam. Waktu pengulangan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan, bisa  30 menit -2 jam perhari.

2. Teknik Feyman

Teknik ini cara paling romantis, sering banget digunakan oleh pencari cinta sejati (*eh). Yups, ngajarin yang ujungnya modus. Tentu penulis terhindar banget dari hal beginian kwkw. Teknik ini bukan teknik buaya darat yah, namanya teknik Feyman. Ditemukan oleh Richard P. Feynman, seorang  pengajar fisika terkenal dan pemenang Nobel. Konsepnya yaitu belajar dengan cara mengajarkan kepada orang lain  dengan syarat kita terlebih dahulu harus paham. Gimana cara menerapkannya?

  • Tulis hal apa yang ingin kamu  pahami
  • Ulangi hal tersebut  (jangan melihat sumber)
  • Cek hasil penjelasan
  • Revisi
  • Jelaskan catatan materimu  ketemanmu

Jadi selain mengulang pembelajaran, Sobat juga bisa menebarkan kebermanfaatan. Biasanya tipe menusia ini paling diisenangin oleh teman sekitarnya bahkan mengundang netizen berubah menjadi fans. Duh, siapa nih yang mau punya fans? Cobain deh cara ini. Namun perlu diingat jangan pernah ngajarin pas saat ulangan yah apalagi ngebocorin jawaban. Hust hati-hati siapa tau nilai kamu nanti berubah menjadi A+ (dibaca ‘apes’)

3. Teknik Pareto

Teknik ini hampir sama dengan yang seedang hits banget saat ini yaitu babi ngepet. Tapi penulis gak mungkin ngajakin Sobat untuk jalan kegelapan yah hehe. Teknik Pareto menekankan belajar sedikit, tapi hasil bukit. Please, jangan berpikir ini pesugihan heheh. Ditemukan oleh Vilfredo Pareto, seorang sosiolog Italia. Dipublikasikan oleh muridnya  yaitu, Joseph M .Juran. Belajar dengan cara ini menggunakan 80 % efek, 20% penyebab. Artinya kita harus bisa banget mencari 20% bagian paling penting dalam pembelajarannya. Biasa nih kalo di Matematika, kita bisa meliihat soal yang sering keluar di UN, atau saat guru menjelaskan ada beberapa penekanan yang menjelaskan bahwa itu penting banget. Eh tapi kelemahan dari  teknik ini adalah saat guru yang out the box dan kamu  harus meningkatkan fokus saat pembelajaran. Untuk nerapin langkah ini kamu harus :

  • Memperhatikan saat guru menjelaskan
  • Memperhatikan apa yang  sering diulang
  • Tulis hal yang sering dikatakan
  • Tuis hal apa yang penting

Selain 3 teknik itu, ada juga nih tips dan trik yang bisa kamu gunakan untuk mengoptimalkan hasil belajar. Pertama,  paham dengan gaya belajar yang kamu gunakan. Misal kamu lebih senang banget belajar dengan audio, maka coba deh cari bahan ajar yang menggunakan audio, jangan paksain membaca terus menerus. Lalu, tau waktu belajar efektif menurut kamu. Apakah kamu morning person atau evening person? Ini akan membantu kamu untuk mempercepat proses belajar.  Kamu juga bisa melakukan penjadwalan walaupun ini sering banget untuk kita langgar sendiri. Hayoo ngaku siapa yang begitu? Jauhi distraction yang bisa menganggu kamu, ini juga pentting banget. Jangan sampai nih,  30 menit buka buku eh kebabablasan 2 jam buka WhatsApp. Uhhh, ngeselin bukan? Terakhir jangan terus-terusan belajar, yups kamu juga perlu meditasi dan juga hiburan. Intinya kalian pasti bisa mengatur waktu dengan baik. Praktikan, evaluasi, dan nikmati.

Jangan lelah berjuang yah. Selamat mencoba ! (dengan nada Sisca Kohl)

Science Hunter Indonesia

Muda Berkarya, Prestasi Luar Biasa


Penulis

Sindi Nopita Agustina, S.Pd (akrab disapa Sindi) adalah Mahasiswa Berprestasi (Universitas Mataram) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2018 dan 2019. Terlibat aktif dalam dunia kepenulisan dan riset sejak 2016, sindi berhasil meraih 35 lebih prestasi nasional dan internasional di bidang karya ilmiah. Selain itu, juga aktif dalam menerbitkan jurnal nasional, mentor karya ilmiah remaja, pemateri dan juri dalam bidang kepenulisan.

Wishlist 0
Open wishlist page Continue shopping